UNTUKMU PEREMPUAN

Sabtu, 19 Juni 2010

"Tak akan kekal suka cita yang engkau rasakan kini, dan kesedihan tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang"

Wahai saudariku, sesungguhnya engakau akan merasakan kebahagiaan apabila engkau melihat fenomena realitas kehidupan muslimah. Para muslimah adalah perempuan yang beriman, berderma, berpuasa, memakai hijab, taat pada suaminya (menjaga kehormatan diri & keluarganya), sayang terhadap anak-anaknya, ramah terhadap tetangganya, dlsb.Selamat !!! bila kita termasuk dalam golongan tersebut, semoga Allah memberikan pahala yang besar, keridhaan, ketentraman, kebahagiaan di dunia hingga akhirat.
Perempuan adalah tiangnya negara, jika perempuannya baik (shalihah) negara akan baik.

Peranan perempuan sebagai istri adalah sangat penting, karena kebahagiaan dan kesengsaraan yang terjadi dalam kehidupan keluarga banyak ditentukan oleh istri. Istri yang shaleh dan berakhlak mulia dapat menjaga kehormatan keluarganya, dapat memberi ketenangan kepada suami dalam bekerja, berusaha dan berfikir. Istri yang bijaksana dapat mengatur kehidupan sehat sesuai dengan kemampuan suaminya, ia dapat menerima dengan gembira segala pemberian suaminya berapapun besarnya, kendatipun tidak mewah bahkan mungkin sangat sederhana, namun suasana rumah tangganya dapat tenang dan bahagia.

Tapi sebaliknya istri yang kurang baik, akan menyebabkan suami tidak tenang, kecantikan dapat menyeretnya ke lembah kehinaan. keinginan dan hawa nafsunya selalu meminta lebih dan tidak puas dengan apa yang ada, sehingga dapat mendorong suaminya untuk berbuat sesuatu yang terlarang, misalnya: mengambil hak orang lain, menyalahgunakan wewenang yang ada padanya, menyeleweng dan sebagainya.(mari lihat relitas sosial di sekitar kita !)

Nabi Muhammad s.a.w. menegaskan dalam haditsnya: "Kebahagiaan bagi anak Adam ada tiga. Dan kesengsaraan terhadap anak Adam ada tiga. Maka diantara yang membahagiakan anak Adam adalah istri yang shalehah, kendaraan yang baik serta rumah yang lapang. Dan kesengsaraan bagi anak Adam ada tiga, yaitu: tempat yang tidak baik, istri yang tidak baik dan kendaraan yang tidak baik".

PERTOLONGAN ALLAH

Sabtu, 12 Juni 2010


Hidup kita penuh dengan hiruk-pikuk kesulitan, penderitaan, kebutuhan, masalah pribadi dan masalah-masalah sosial yang muncul silih berganti. Satu belum selesai muncul lagi yang lainnya, susul - menyusul. Agar hidup kita selalu di tolong Allah s.w.t, dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun, maka kita harus menyempurnakan semampu mungkin, minimal lima syarat yang dibutuhkan, yaitu :
  1. Berusaha (ikhtiar) semaksimal mungkin sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebab akibat (sunatullah) yang berlaku dalam kehidupan. Artinya kita tidak boleh bersandar pada ikhtiar saja, karena kita yakin hanya Allah yang menjadi sebab dari segala sebab, dan hanya Allah yang memberikan pertolongan dalam segala hal. Ibaratnya ada dua orang pasien di rumah sakit, ia mempunyai penyakit yang sama, ia meminum obat yang sama dan dokter yang menanganinya juga sama, tetapi yang satu meninggal dan yang satunya hidup dan sehat kembali. Ini adalah bentuk manifestasi pertolongan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
  2. Kita harus istiqamah, artinya: kita harus teguh pendirian dan konsisten dalam berpegang dan mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi tantangan dan godaan. Bagi orang yang istiqamah ujian dan cobaan di sikapi dengan ridha. Baginya ujian yang dialaminya merupakan bentuk kasih sayang Allah, sebagai alat untuk mengintrospeksi diri (muhasabah), serta untuk meningkatkan frekuensi ibadah, nilai-nilai akhlak dan perbuatan baik dalam hidupnya. Dalam QS. Fushshilat(41) ; ayat 30-32 : bahwa orang-orang yang istiqamah akan selalu dilindungi Allah s.w.t. Perlindungan Allah itu berupa jaminan untuk mendapatkan kesuksesan di dunia maupun di akhirat.
  3. Berserah diri kepada Allah (tawakkal), artinya kita harus menggantungkan diri hanya kepada Allah dan menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah. Setelah kita serahkan segala kehidupan kita, dan apa yang telah kita usahakan secara maksimal kepada Allah.
  4. Bersabar, maksudnya: tidak semua yang kita ikhtiarkan berhasil dengan baik, adakalanya kita gagal. Maka dari itu kita tidak boleh menyerah dan putus asa, terimalah kenyataan ini tanpa menghentikan ikhtiar yang barangkali memerlukan introspeksi, reorientasi dan langkah-langkah baru. Dalam QS. Al-Baqarah(2) ; ayat 153 : "Hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
  5. Berdo'a. Untuk mencapai suatu tujuan yang benar dan sangat kita harapkan, di samping empat syarat sebelumnya, adalah berdoa. Hal ini seperti janji Allah dalam firman-Nya: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permintaanmu."